Menulis Ulang

Dulu sekali cerpen ini sudah pernah jadi. Dulu saya anggap bagus. Tapi ternyata tidak bagus. Setelah sekian lama, saya tulis ulang.

Menulis cerpen sepanjang itu lumayan capek. Bukan saat menulisnya. Menulisnya sih asik-asik saja. Malahan saya sangat menikmati. Yang melelahkan itu saat menulis ulang. Anda mungkin menyebutnya merevisi. Atau editing. Tetapi editing itu pekerjaan editor. Editing yang dilakukan penulis itu namanya menulis ulang (rewrite).

Menulis ulang bukan berarti menulis ulang semuanya.

Begini penjelasannya.

Tulisan atau naskah yang baru selesai disebut draf. Draf itu naskah kasar. Membuat draf tidak mesti nunggu sampai tamat ceritanya. Bahkan, dua paragraf awal sudah bisa jadi draf pertama.

Saya sendiri punya kebiasaan membuat draf setiap kali ada perubahan. Misal, saya sudah menulis dua paragraf, tetapi tiba-tiba saya putuskan untuk mengganti sudut pandang: dari “dia” jadi “aku”. Maka, dua paragraf itu saya simpan sebagai draf pertama. Sedangkan lanjutannya jadi draf kedua. Kalau ada perubahan lagi, seperti ganti nama tokoh, maka akan jadi draf ketiga. Begitu seterusnya, sampai ceritanya tamat dan jadi draf akhir (final draft).

Cara ini membuat saya tahu histori perubahannya, seperti tanggal berapa diubahnya dan apa saja yang diubah.

Setiap penulis tentu punya cara berbeda. Ada yang menjadikan draf pertama setelah ceritanya tamat. Ada yang setelah satu halaman. Ada yang setelah dua halaman. Draf itu kemudian direvisi. Disimpan. Dinamai draf kedua. Lalu draf kedua direvisi. Disimpan. Dinamai draf ketiga. Begitu seterusnya sampai draf akhir.

Proses inilah yang disebut menulis ulang (tolong dikoreksi kalau saya salah).

Biasanya, setelah draf akhir, penulis sudah cukup percaya diri untuk mengirim naskahnya ke penerbit. Tetapi karena saya tidak mengirimnya ke penerbit, maka menulis ulang akan selalu ada. Makanya saya lebih suka nulis cerpen yang pendek. Yang benar-benar pendek. Sekitar 2.000-an kata. Atau di bawahnya.

Untuk ukuran The New Yorker, di bawah 2.000 kata itu masuk kategori flash fiction atau very short story. Atau fiksi kilat. Standar short story atau cerpen di sana itu 2.000-10.000 kata.

Di sini, kalau tidak disebut novel, rasa-rasanya jarang ada yang mau baca cerpen 10.000 kata.

*      *      *

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Don`t copy text!