Medrep: Day One

Ini doa yang terjawab. Bisa kerja dekat rumah. Cukup jalan kaki. Tidak ada lagi macet. Tidak ada lagi berdesakan di kereta. Meski profesinya bukan idaman: Medrep.
Anda mungkin pernah mendengarnya. Pun pernah melihatnya di rumah sakit. Pakaian rapih. Bawa tas kerja. Nunggu dokter tapi bukan buat berobat.
Medrep itu Medical Representative. Nama lain: Detailer. Atau Sales Obat.
Saya pernah melamar posisi itu. Lewat online. Nama perusahaannya: PT. XXXX. Untuk profesi bukan idaman, PT. XXXX itu perusahaan idaman buat kerja.
Di perusahaan farmasi, Medrep itu diistimewakan. Dapat seragam kerja. Tas. Uang bensin. Uang kos. Insentif. Uang grooming (biasanya PMA). Uang subsidi beli sepeda motor. Dsb.
Tapi kerjanya lumayan berat. Tidak kenal waktu. Dikejar target. Mesti tahan malu.
Konon, katanya tes di PT. XXXX itu sangat sulit. Ada psikotes, tes matematika dasar, tes pengetahuan umum, tes bahasa Inggris, dua atau tiga kali wawancara, dan medical check-up. Tapi saya tidak merasa begitu. Saya lolos semuanya. Langsung kerja minggu depannya. Di kantor cabang dekat rumah.
Di hari pertama kerja, saya disuruh menghafal nama-nama obat. Berikut nama kandungannya. Harus dilafalkan dengan benar. Misal, obat pilek merek “X”. Kandungan: Pseudoephedrine. Harus dilafal: su-do-e-fe-drin, pakai sedikit irama. Bukan: pe-su-do-pe-drin.
Hari berikutnya dan seterusnya sebelum terjun ke lapangan, saya sudah harus hafal indikasi, dosis, efek samping, cara kerja, dsb. Termasuk nantinya, juga harus paham jurnal dan studinya.
“Dulu, tidak sembarang orang bisa jadi detailer,” kata dokter obsgyn di salah satu klinik di Galaxy Bekasi. “Harus S1. Harus jurusan IPA. Harus bisa bahasa Inggris. Harus pakai dasi. Harus wangi. Kuku tidak boleh panjang. Tidak boleh gondrong. Tidak boleh naik motor. Harus naik skuter—supaya anggun.”
Yang dimaksud motor itu sepeda motor kopling “laki”. Skuter itu Vespa.
Dokter itu memang pernah jadi Medrep. Di farmasi PMA waktu masih mahasiswa. Tahun 70-an.
“Dulu detailer tidak ditarget sales,” lanjutnya. “Gaji detailer diambil dari anggaran marketing. Kalau obat OTC (tanpa resep dokter), anggarannya dipakai buat iklan di TV.”
Anda mungkin bertanya: bagaimana sales Medrep dihitung?
Dari resep dokter. Yang ditebus di apotik.
Supaya obatnya ditulis dokter, si Medrep harus rajin detailing—dari sini asal muasal kata ‘Detailer’. Detailing itu semacam presentasi. Bisa untuk menginformasikan suatu produk. Menjelaskan jurnal atau studi. Diskusi. Atau yang lain.
Meski begitu, buat masuk target sales, rajin detailing saja tidak cukup. Ada faktor lain. Faktor X.
Saya ingat waktu pertama kali terjun ke lapangan sama senior saya. Bukannya kunjungan ke dokter atau pengenalan area, saya malah diajaknya ke mal.
“Tenang saja,” katanya. “Nggak ada kamu juga sales-nya bisa jalan sendiri.”
* * *