ATM

Sore itu, Ayah menyuruhku mengambil uang di ATM. Katanya, uangnya nanti dipakai untuk membeli buku sekolah adikku dan keperluan lain. Waktu kutanya berapa uang yang diambil, Ayah menjawab, “Ambil saja semuanya.”

Aku pergi ke ATM naik sepeda, dan memarkirnya di tempat yang bisa kulihat. Aku masuk ke ruang ATM, memasukkan kartu, menekan tombol pin dan melihat saldo sebelum mengambil uang. Dua ratus dua puluh dua ribu rupiah, sejumlah itulah sisa uang pesangon Ayah sejak di-PHK lima tahun lalu.

*      *      *

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Don`t copy text!